![]() |
Nasrullah peserta BPJS |
Aceh Utara I Gebrak24.com - Pada Minggu, 29 Juni 2025 – Nasrullah, seorang karyawan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) di PKS Cot Girek, PTPN IV Regional 6, membantah keras pemberitaan miring yang menyebut dirinya menjadi korban kelalaian manajemen hingga tidak mendapatkan hak-haknya sebagai pekerja.
Dalam keterangannya, Nasrullah menegaskan bahwa ia telah ditangani dengan cepat dan baik oleh pihak perusahaan, serta mengaku terganggu karena informasi yang disebarkan oleh oknum media sangat jauh dari fakta.
“Saya langsung ditangani dan dibawa ke rumah sakit, tidak ada yang ditelantarkan. Luka saya ditangani secara medis, semua biaya ditanggung perusahaan. Saya sudah dirawat, dikunjungi manajemen, bahkan dibantu secara moril dan materiil. Saya bingung kenapa bisa keluar berita seperti itu, ujar Nasrullah.
Lebih jauh, Nasrullah mengaku dirinya merasa difitnah, apalagi disebut-sebut bahwa ia terkena air rebusan sawit. Menurutnya, informasi tersebut sangat keliru dan seolah-olah disengaja untuk membentuk opini negatif terhadap perusahaan.
“Saya tidak terkena air rebusan, tapi air panas yang mengalir di parit kecil dari proses limbah biasa. Itu pun bukan di stasiun rebusan, tapi di area kerja stasiun pabrik biji saat saya membersihkan nutten. Entah dari mana mereka ambil informasi itu. Zaman sekarang sudah canggih, tapi ada saja yang masih buat berita asal-asalan seperti sesuai pesanan. Ini sungguh tidak etis, katanya kesal.
Ia juga menyampaikan bahwa selama proses pemulihan, ia diteror oleh sejumlah oknum tak dikenal yang terus menelpon hingga tengah malam dan mencoba menggiring narasi negatif.
“Saya sedang istirahat, tapi malah diganggu terus lewat telepon, dipaksa seolah-olah harus menyalahkan perusahaan. Saya capek secara mental. Tolong jangan jadikan saya alat kepentingan siapa pun. Pintanya.
Pihak keluarga Nasrullah pun tidak tinggal diam. Orang tuanya menyampaikan bahwa mereka tidak pernah membuat pernyataan negatif terhadap perusahaan. Sebaliknya, keluarga justru sangat berterima kasih atas perhatian yang telah diberikan.
“Kami tidak pernah bicara ke mana-mana. Waktu Pak Manajer dan ibu-ibu IKBII datang ke rumah sakit, kami sangat terharu. Kami tidak pernah kecewa, malah sangat berterima kasih. Kalau ada yang bilang sebaliknya, itu bohong, ujar ayah Nasrullah.
Dalam pernyataan terpisah, PT Perkebunan Nusantara IV Regional 6 Unit PKS Cot Girek Aceh Utara menyampaikan klarifikasi resmi terkait insiden tersebut. Saat dikonfirmasi oleh awak media, Minggu (29/06/2025), Manajemen menjelaskan bahwa kejadian tidak terjadi di stasiun rebusan seperti yang diberitakan, melainkan di area kerja stasiun pabrik biji saat Sdr. Nasrullah sedang membersihkan nutten hasil buangan ayakan inti.
“Alhamdulillah kondisi korban dalam keadaan stabil. Saya sudah bicara langsung dengan Sdr. Nasrullah. Karena ada luka bakar di betis kanan, dokter menganjurkan rawat inap. Semoga dalam waktu dekat bisa pulang ke rumah. ujar Manajer PKS Cot Girek, Basri.
Tak hanya menemui korban, Manajer Basri bersama jajaran Karpim dan Ikatan Keluarga Besar Istri-Istri (IKBII) Unit PKS Cot Girek juga mengunjungi keluarga korban di Rumah Sakit Umum Melati, Kota Lhokseumawe. Kunjungan ini menjadi bukti bahwa manajemen perusahaan tidak tinggal diam, dan memberikan perhatian, kepedulian, dan simpati penuh terhadap kondisi korban.
Manajer Basri juga menyampaikan apresiasi kepada tim medis rumah sakit yang telah memberikan layanan cepat dan optimal:
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak RSU Melati atas penanganan yang cepat dan profesional. Kami percaya kolaborasi seperti ini sangat penting dalam menjaga keselamatan tenaga kerja. Katanya.
PTPN IV Regional 6 menegaskan komitmennya terhadap prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), serta kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan dan standar RSPO. Semua pekerja, baik tetap maupun PKWT, menjadi tanggung jawab perusahaan, dan setiap kejadian ditangani dengan serius.
Manajemen juga mengimbau agar media dan pihak-pihak tertentu tidak menyebarkan informasi sepihak dan tidak terverifikasi, karena bisa menyesatkan publik dan mencemarkan nama baik perusahaan.
“Kami minta semua pihak menghormati proses dan fakta, serta tidak menjadikan musibah sebagai alat kepentingan tertentu," tuturnya. (Edi/ops/mi).