 |
| Dr.Iswadi,M.Pd |
Jakarta I Gebrak24.com - Akademisi Universitas Esa Unggul Dr. Iswadi, M.Pd , menyampaikan apresiasi mendalam terhadap inisiatif Presiden Prabowo Subianto dalam mengembangkan program Sekolah Rakyat dan pendirian Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) sebagai langkah strategis dalam membangun kemandirian rakyat. Dalam keterangannya, Dr. Iswadi menyebut kebijakan ini sebagai sejarah baru dalam demokrasi ekonomi dan pendidikan rakyat Indonesia.
"Presiden Prabowo tidak hanya berbicara soal pertumbuhan ekonomi secara makro, tetapi kini mulai menyentuh langsung aspek mikro, yaitu kehidupan desa, pendidikan akar rumput, dan ekonomi berbasis komunitas. Ini langkah berani dan terarah," ujar Dr. Iswadi dalam wawancara khusus dengan para wartawan,di Jakarta,Rabu (23/07/2025).
Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut mengatakan Program Sekolah Rakyat yang digagas oleh pemerintah pusat yang bertujuan menghadirkan akses pendidikan berkualitas, kontekstual, dan merdeka di pelosok desa. Sekolah Rakyat berfokus pada pendidikan karakter, kewirausahaan, keterampilan hidup, serta pemahaman budaya dan sejarah lokal.
Menurut Dr. Iswadi, model Sekolah Rakyat yang melibatkan para relawan pendidik, tokoh masyarakat, dan tenaga pengajar dari berbagai disiplin ilmu, mampu menciptakan ruang pembelajaran yang lebih inklusif dan membumi.Di tengah arus digitalisasi dan tantangan global, Sekolah Rakyat hadir sebagai antitesis dari sistem pendidikan yang terlalu formal dan terpusat. Ia memberi ruang bagi anak-anak desa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mencintai lingkungannya," jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Iswadi menyatakan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar sekolah informal, melainkan sebuah gerakan sosial yang menanamkan semangat gotong royong dan pendidikan emansipatoris. Ia juga menyebut bahwa pendekatan Sekolah Rakyat sangat dekat dengan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Selain bidang pendidikan, Presiden Prabowo juga menginisiasi pendirian Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) di lebih dari 10.000 desa pada tahun 2025. Kopdes dirancang sebagai wadah ekonomi rakyat berbasis gotong royong, yang menggabungkan peran petani, nelayan, pelaku UMKM, dan generasi muda desa dalam satu ekosistem koperasi modern.
"Program ini adalah bentuk nyata dari semangat ekonomi Pancasila. Koperasi bukan sekadar badan usaha, tapi instrumen pemberdayaan. Dan melalui Kopdes, rakyat bisa mengambil alih kontrol atas proses produksi dan distribusi secara kolektif," tegas Dr. Iswadi.Ia juga menekankan bahwa kehadiran Kopdes akan menghidupkan kembali cita cita Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, yang memimpikan koperasi sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, sejak diluncurkan pada kuartal pertama 2025, telah terbentuk lebih dari 4.000 unit Kopdes di berbagai wilayah, dengan total anggota mencapai 1,2 juta orang. Kegiatan usaha yang dijalankan mencakup pertanian terpadu, pengolahan hasil laut, perdagangan hasil bumi, hingga platform digital berbasis koperasi.
Dr. Iswadi juga menekankan pentingnya sinergi antara Sekolah Rakyat dan Kopdes sebagai dua kaki utama dalam membangun ekosistem desa yang mandiri dan berkeadilan. Menurutnya, pendidikan tanpa ekonomi rakyat yang kuat akan timpang, begitu pula sebaliknya.
“Ketika anak-anak desa belajar di Sekolah Rakyat tentang pertanian organik, energi terbarukan, atau kewirausahaan sosial, mereka bisa langsung mengaplikasikannya melalui Kopdes. Ini model pembangunan berbasis komunitas yang berkelanjutan,” katanya.Ia pun mendorong perguruan tinggi, LSM, dan dunia usaha untuk turut serta membina dan mendampingi kedua program strategis ini. “Perlu orkestrasi kolaboratif agar program tidak hanya berhenti di wacana, tapi benar-benar menjadi gerakan nasional,” tambahnya. (red/rj).
