Jakarta I Gebrak24.com - Pendidikan karakter telah menjadi wacana penting dalam pembangunan pendidikan nasional di Indonesia, terutama dalam merespons krisis moral, degradasi etika, dan lemahnya keteladanan dalam kehidupan sosial masyarakat. Di tengah tantangan ini, muncul berbagai pemikir dan pendidik yang memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk arah dan strategi implementasi pendidikan karakter. Salah satu tokoh yang menonjol dalam bidang ini adalah Dr. Iswadi, seorang intelektual dan pendidik yang konsisten mengangkat urgensi nilai-nilai karakter dalam proses pendidikan nasional.
Dr. Iswadi dikenal sebagai akademisi yang memiliki komitmen tinggi terhadap integrasi nilai-nilai moral, etika, dan spiritual dalam kurikulum pendidikan. Melalui karya-karya tulis ilmiah, seminar nasional, serta keterlibatannya dalam pengembangan kebijakan pendidikan, Dr. Iswadi menekankan bahwa pendidikan tidak semata bertujuan mencetak individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga harus membentuk manusia yang utuh, berkarakter, dan berkontribusi positif terhadap bangsa.
Salah satu kontribusi intelektual penting Dr. Iswadi adalah gagasan tentang pendidikan karakter berbasis nilai-nilai lokal, yang memadukan kearifan lokal dengan nilai-nilai universal. Dalam pandangannya, karakter bangsa tidak dapat dibentuk hanya melalui transfer nilai yang bersifat teoretis atau abstrak, tetapi harus menyatu dengan konteks budaya dan sosial masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Dr. Iswadi mengembangkan pendekatan kontekstual dalam pendidikan karakter, yang menekankan pentingnya pengenalan nilai-nilai luhur yang hidup dalam tradisi dan budaya lokal, seperti gotong royong, hormat kepada orang tua, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.
Melalui pendekatan ini, Dr. Iswadi percaya bahwa peserta didik akan lebih mudah menginternalisasi nilai-nilai karakter karena disampaikan melalui contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Nilai-nilai tersebut tidak hanya diajarkan dalam bentuk teori di dalam kelas, tetapi juga dihidupkan melalui praktik, pembiasaan, dan keteladanan dari para pendidik dan tokoh masyarakat.
Kontribusi lainnya yang cukup menonjol adalah peran Dr. Iswadi dalam memberiksn kontribusi pengembangan pendidikan karakter integratif , yang tidak berdiri sendiri sebagai mata pelajaran khusus, melainkan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran dan aktivitas sekolah. Ia menolak pandangan bahwa pendidikan karakter cukup diajarkan secara formal melalui satu mata pelajaran, karena menurutnya, karakter dibentuk melalui proses yang berkesinambungan, holistik, dan menyeluruh.
Dalam berbagai kesempatan , Dr. Iswadi mendorong para guru untuk menjadi agen pembentuk karakter, bukan hanya sebagai penyampai materi ajar. Ia menyatakan bahwa guru harus menjadi figur teladan, karena pendidikan karakter sangat bergantung pada keteladanan. Ia juga mengembangkan model pembelajaran yang memadukan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga siswa dapat berkembang sebagai pribadi yang utuh.
Dr. Iswadi juga aktif menulis dan mempublikasikan artikel serta buku yang menjadi referensi penting dalam pendidikan karakter di Indonesia. Salah satu karya terkenalnya membahas pentingnya pendidikan karakter dalam membangun identitas kebangsaan, yang menekankan bahwa krisis moral dan disintegrasi sosial yang terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh lemahnya pendidikan karakter sejak usia dini. Dalam tulisannya, ia menekankan bahwa pendidikan karakter tidak boleh bersifat instan atau proyek jangka pendek, melainkan harus menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional yang berkelanjutan.
Kontribusi intelektual Dr. Iswadi juga tampak dalam keterlibatannya menulis saran dan.masukan untuk pemerintah dan lembaga pendidikan. Ia aktif memberikan masukan dalam pengembangan pelatihan guru, pengembangan kurikulum berbasis karakter, serta evaluasi efektivitas program pendidikan karakter di sekolah-sekolah. ***