Banda Aceh I Gebrak24.com — Dunia pers Aceh kembali tercoreng oleh ulah segelintir oknum wartawan yang lebih sibuk memburu dana pokok pikiran (pokir) ketimbang mencari berita. Fenomena ini mencuat di APBK Banda Aceh dan sejumlah dinas SKPA tahun 2025, di mana proyek publikasi menjadi ajang rebutan kelompok wartawan “favorit” yang dipercaya oknum dewan dan pejabat dinas.
Di lapangan, pemandangan wartawan gentayangan di gedung dewan dan kantor dinas bukan lagi pemandangan langka. Mereka bukan untuk meliput rapat atau kegiatan, melainkan mengurus pembagian jatah publikasi. Sementara itu, wartawan lain yang tak masuk lingkaran hanya bisa gigit jari, merasa kalah saing dan tidak dipercaya.
Muamar Saputra, Ketua DPW Komite Anti Korupsi Indonesia, Provinsi Aceh, menyoroti keras fenomena ini. Menurutnya, perebutan pokir antar wartawan bukan hanya merusak citra profesi, tapi juga menimbulkan kecemburuan di internal media. “Banyak yang sekarang lebih fokus mengejar pokir daripada mencari berita. Dunia pers jadi kehilangan arah,” ujarnya melalui Handpone selulernya. Sabtu 16/8/2025.
Sementara, Pemantau pers Aceh, Ery Iskandar, mendesak Dewan Pers turun tangan. Ia menilai wartawan yang menjadi makelar pokir telah mengkhianati fungsi kontrol pers. “Pers itu harus mengawasi anggaran, bukan ikut main di dalamnya. Kalau ini dibiarkan, kepercayaan publik terhadap media akan runtuh,” tegasnya.
Skandal ini kini menjadi buah bibir di kalangan jurnalis Aceh, memperlihatkan betapa rapuhnya integritas media ketika godaan uang pokir mengalahkan etika profesi. (AW/DI)
