Aceh Utara I Gebrak24.com - Teuku Muhammad Imam Siddiq, Santri Dayah Blang Bladeh kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh berhasil menciptakan inovasi camilan keripik pisang "Koin Madu" yang kini beredar di pasaran akan mampu bersaing.
Awal mula ide ini, yaitu Kebun Pisang IBDA yang berada di Gampong Meunasah Dayah Kecamatan Simpang Keuramat milik orang tua Teuku Muhammad Imam Shiddiq adalah sumber bahan baku utama untuk Keripik Pisang Koin Madu. Dengan luas 1 ha, kebun ini menghasilkan pisang jenis Cavendish yang berkualitas tinggi dan memiliki rasa yang manis.
Pisang Cavendish adalah salah satu jenis pisang yang paling populer di dunia karena rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut. Dengan menggunakan pisang cavendish sebagai bahan baku, Keripik Pisang Koin Madu memiliki rasa yang unik dan lezat.
Kebun Pisang IBDA (Istana Banana Dayah Aceh) juga merupakan contoh dari pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan mengelola kebun secara organik dan tidak menggunakan pestisida, orang tua Teuku Muhammad Imam Shiddiq telah membantu menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan kualitas tanah. Dengan demikian, Keripik Pisang Koin Madu tidak hanya memiliki rasa yang lezat, tetapi juga merupakan produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pisang Cavendish memang merupakan jenis pisang premium yang memiliki harga yang relatif tinggi, yaitu Rp.25.000/kg. Namun, di pasar rakyat di Aceh, harga pisang ini hanya dihargai Rp.7000/sisir, yang berarti bahwa petani pisang tidak mendapatkan harga yang adil untuk produk mereka.
Musim kemarau pada tahun 2021 yang mengakibatkan pohon pisang kekurangan air dan patah pada usia 60 hari, merupakan contoh dari tantangan yang dihadapi oleh petani pisang. Namun, Teuku Muhammad Imam Shiddiq, seorang santri dayah, melihat kesempatan dalam kesulitan ini dan mencoba membuat keripik pisang dari jenis pisang cavendish ini.
Proses produksi juga menjadi perhatian utama, dengan memanfaatkan pisang Cavendish memiliki karakteristik yang unik dan teknik pengolahan untuk menghasilkan tekstur renyah dan ringan seperti keripik pisang pada umumnya. Rasa keripik pisang yang dihasilkan ternyata sangat berbeda dengan jenis keripik pisang lainnya karena memiliki kandungan getah yang banyak.
Teuku Muhammad Imam Shiddiq memiliki visi yang besar untuk usahanya, yaitu membantu ekonomi keluarga, santri dan masyarakat, serta mempromosikan pisang sebagai pangan lokal Indonesia. Semangat dan dedikasinya untuk memajukan usahanya sangat didukung oleh pelatihan dan bimbingan dari Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Aceh Utara.
Dengan meraih juara pertama sebagai pemuda pelopor bidang pangan tahun 2024, Teuku Muhammad Imam Shiddiq telah membuktikan bahwa usahanya memiliki potensi besar. Saat ini, usahanya telah memenuhi semua persyaratan layak jual ke Supermarket mulai dari NIB, Sertifikat Halal dan P-Irt dan telah dijual melalui kios dan café di Aceh Utara.
Produk Koin Madu ini semakin melangkah maju! Dengan memasuki store di Sabang dan dijual ke teman-teman dan keluarga di Jakarta dan Banda Aceh, produk ini semakin dikenal luas.
Teuku Muhammad Imam Shiddiq memiliki harapan besar untuk produknya, yaitu dapat memasuki pasar-pasar pusat wisata di Indonesia, mulai dari Sabang, Takengon, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Beliau juga telah mendesain logo sendiri untuk produknya, yang menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan brand Keripik Pisang Koin Madu
Harapannya, produk Keripik Pisang Koin Madu dapat memasuki pasar-pasar pusat wisata di Indonesia, mulai dari Sabang, Takengon, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Menurutnya, usaha ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan karena dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, dan keuntungan yang diperoleh lebih banyak dari pisang tanpa olahan.
Selain itu, Teuku Muhammad Imam Shiddiq juga berharap bahwa usahanya dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Semoga usahanya terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi orang lain.
Kebiasaan Teuku Muhammad Imam Shiddiq mengkonsumsi madu ternyata menjadi inspirasi bagi dirinya untuk menciptakan produk Keripik Pisang Koin Madu. Namun, awalnya madu tidak menempel sempurna pada keripik pisang, sehingga beliau dan ibunya harus bereksperimen untuk menciptakan resep yang tepat.
Dengan kesabaran dan ketekunan, mereka akhirnya berhasil menciptakan resep yang membuat madu dapat menempel pada keripik pisang. Teuku Muhammad Imam Shiddiq selalu membawa hasil buatannya untuk dimakan bersama kawan-kawannya di dayah, sehingga mereka dapat memberikan umpan balik dan membantu meningkatkan kualitas produk.
Usaha memproses hasil kebun IBDA berupa pisang dengan cara yang higienis, akhirnya dipasarkan pada tahun 2023 dikalangan keluarga dan teman-teman. Nama "Koin Madu" yang dipilih karena bentuk keripik pisang yang mirip dengan koin dan rasa manis madu yang menyatu dengan keripik pisang.
"Usaha keripik koin madu ini merupakan prospek yang sangat menjanjikan karena dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, keuntungan yang diperoleh lebih banyak dari pisang tanpa olahan dan paling utama dapat membantu menciptakan lapangan kerja baru,"tuturnya.
Secara terpisah, Kadisporapar Aceh Utara, M.Nasir mengapresiasi karya masyarakat Kuta Makmur, terlebih lagi melihat ada produk wira usaha yang berhasilkan seperti keripik pisang "Koin Madu"
“Kita patut bangga dengan hasil kreasi masyarakat di Gampong Dayah ini. Ini menjadi salah satu efek baik dari program gampong inovatif yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” katanya.
Di samping dampak peningkatan perekonomian, Ia berharap, melalui program wira usaha ini turut memberikan andil dalam menekan angka pengangguran. Sehingga, Ia mengajak masyarakat untuk terus menjaga komitmen dan dukungan bersama dalam mewujudkan "Aceh Utara Bangkit". (tim/red).



