Aceh Timur I Gebrak24.com – Semangat pelayanan publik yang sesungguhnya ditunjukkan oleh jajaran aparatur Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Di tengah masa yang seharusnya menjadi waktu istirahat bagi sebagian orang, Camat Peureulak, Nasri, SE. MSM, beserta staf dan jajaran pimpinan lainnya justru memilih untuk meniadakan kata "libur" dalam kamus kerja mereka.
Langkah ini diambil demi mempercepat proses pemulihan bagi warga yang terdampak musibah banjir besar yang melanda wilayah tersebut pada akhir November 2025 lalu.
Pada pertemuan yang berlangsung di Kantor Camat Peureulak, Jumat (26/12/2025), suasana sibuk masih sangat terasa. Camat Nasri tampak didampingi oleh Kapolsek Peureulak, AKP Muslim Siregar, SH, Sekcam Ikhsan SE, serta Ketua Forum Keuchik Peureulak, Fadli Sulaiman. Kehadiran para pimpinan ini menjadi simbol kolaborasi lintas sektor yang solid untuk memastikan hak-hak masyarakat korban banjir segera terpenuhi tanpa hambatan administratif yang berbelit-belit.
Langkah proaktif ini sejalan dengan instruksi dan harapan Pj. Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Al Farlaky, yang terus menekankan pentingnya pemulihan sektor-sektor vital pasca-banjir. Nasri menegaskan bahwa sebagai abdi negara, kepentingan umum harus diletakkan di atas segala-galanya, termasuk mengesampingkan jatah libur pribadi.
"Kami menyadari sepenuhnya bahwa sebagai pelayan masyarakat, tidak ada alasan bagi kami untuk bersantai di saat warga masih membutuhkan bantuan. Instruksi dari Bupati jelas: jangan sampai ada hak warga yang terabaikan dalam proses pemulihan ini," tegas Nasri dengan nada penuh komitmen. Ia menambahkan bahwa gerak cepat adalah kunci agar kelangsungan hidup warga terdampak dapat segera kembali normal.
Kecamatan Peureulak sendiri merupakan salah satu wilayah yang menderita dampak paling signifikan akibat curah hujan ekstrem pada minggu ketiga November 2025. Dari total 38 desa yang ada di bawah administrasi Kecamatan Peureulak, tercatat sebanyak 30 desa terendam banjir dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Praktis, hanya 8 desa saja yang luput dari terjangan air.
Mengingat luasnya dampak tersebut, Forkopimcam Peureulak kini tengah memfokuskan energi pada pemutakhiran data (data updating). Proses ini mencakup untuk memastikan jumlah warga terdampak secara akurat untuk mempermudah distribusi bantuan logistik. Mendata fasilitas umum, rumah warga, hingga lahan pertanian yang rusak guna pengajuan bantuan rehabilitasi konstruksi. Dan melakukan sinkronisasi data dengan Forum Keuchik agar penyaluran bantuan tepat sasaran dan tidak terjadi pengulangan penerima (double data).
"Kami terus melakukan pemutakhiran data siang dan malam. Tujuannya satu, agar ketika bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten turun, penyalurannya benar-benar objektif dan menyentuh mereka yang paling membutuhkan," pungkas Nasri. (ty/red).



