Aceh Utara I Gebrak24.com - Situasi kemanusiaan pascabencana banjir besar di Kabupaten Aceh Utara masih membutuhkan perhatian serius. Hal ini terungkap saat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal TNI (Purn) Djamari Chaniago melakukan kunjungan langsung ke lokasi terdampak, tepatnya di Gampong Bungkah, Kecamatan Muara Batu, pada hari Jumat, 12 Desember 2025.
Kunjungan pejabat tinggi negara ini didampingi langsung oleh Bupati Aceh Utara, H. Ismail A Jalil, SE, MM, yang akrab disapa "Ayahwa". Momen ini dimanfaatkan Ayahwa untuk menyampaikan laporan yang mendesak mengenai kondisi riil para pengungsi di lapangan. Menurut laporan tersebut, ribuan warga masih bertahan di posko-posko pengungsian darurat karena kehilangan tempat tinggal mereka secara total, baik akibat tersapu arus banjir yang dahsyat maupun karena kerusakan parah lainnya.
Salah satu poin krusial yang ditekankan oleh Bupati Ayahwa adalah perlunya respons cepat dari pemerintah pusat terkait penyediaan hunian sementara (huntara). Beliau mengungkapkan kekhawatirannya yang mendalam, terutama dengan semakin dekatnya bulan suci Ramadan.
"Pak Menko, saya sangat berharap pemerintah pusat bisa mempercepat untuk hunian korban banjir," ujar Ayahwa dengan nada prihatin. "Sebentar lagi Ramadan, jangan sampai Ramadan masih di lokasi pengungsian, sayang rakyat saya."
Permintaan ini didasari oleh fakta pahit di lapangan: banyak rumah warga yang benar-benar lenyap ditelan banjir, sementara sebagian lainnya tidak bisa dihuni karena dipenuhi lumpur setinggi atap rumah. Kondisi ini memaksa warga untuk tetap berada di tenda-tenda pengungsian yang serba terbatas fasilitasnya.
Selama peninjauan, Menko Polhukam Djamari Chaniago tidak hanya mendengarkan laporan resmi, tetapi juga turun langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk berdialog. Interaksi ini membuka ruang bagi para korban banjir untuk menyampaikan keluhan serta apresiasi mereka terhadap upaya pemerintah daerah yang telah dilakukan sejauh ini.
Seorang perwakilan pengungsi menyampaikan rasa terima kasih mereka atas respons cepat Bupati Ayahwa. "Pak Bupati sudah masuk ke desa kami hari ketiga pascabanjir," tutur pengungsi tersebut.
Ia menambahkan bahwa Bupati Ayahwa sendiri juga merupakan korban terdampak, namun tetap memprioritaskan warganya. "Beliau sendiri korban banjir, tapi kami berusaha kuat. Tolong Bapak [Menko] bantu pemulihan kerusakan di desa kami," pintanya penuh harap.
Menanggapi permintaan dan keluhan tersebut, Menko Polhukam Djamari Chaniago memberikan janji untuk segera menindaklanjuti dan meneruskan aspirasi tersebut langsung kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
"Terpenting sabar, bangsa ini bersedih, kita semua luka," kata Djamari, mencoba menguatkan hati para korban. Ia menekankan pentingnya ketabahan dalam menghadapi cobaan ini dan memastikan dukungan maksimal dari pemerintah pusat untuk pemulihan Aceh.
Menko juga mengapresiasi kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di bawah kepemimpinan Ayahwa yang dinilai telah mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki. Meskipun demikian, beliau mengingatkan adanya keterbatasan manusia dalam menghadapi bencana alam yang maha dahsyat.
"Namun, manusia punya keterbatasan. Allah Maha Kuasa tanpa batas. Kita berusaha maksimal agar korban banjir bisa segera pulih," tutup Djamari, memberikan penekanan pada upaya kolektif dan doa dalam proses pemulihan jangka panjang ini. (rls/red)
Kunjungan pejabat tinggi negara ini didampingi langsung oleh Bupati Aceh Utara, H. Ismail A Jalil, SE, MM, yang akrab disapa "Ayahwa". Momen ini dimanfaatkan Ayahwa untuk menyampaikan laporan yang mendesak mengenai kondisi riil para pengungsi di lapangan. Menurut laporan tersebut, ribuan warga masih bertahan di posko-posko pengungsian darurat karena kehilangan tempat tinggal mereka secara total, baik akibat tersapu arus banjir yang dahsyat maupun karena kerusakan parah lainnya.
Salah satu poin krusial yang ditekankan oleh Bupati Ayahwa adalah perlunya respons cepat dari pemerintah pusat terkait penyediaan hunian sementara (huntara). Beliau mengungkapkan kekhawatirannya yang mendalam, terutama dengan semakin dekatnya bulan suci Ramadan.
"Pak Menko, saya sangat berharap pemerintah pusat bisa mempercepat untuk hunian korban banjir," ujar Ayahwa dengan nada prihatin. "Sebentar lagi Ramadan, jangan sampai Ramadan masih di lokasi pengungsian, sayang rakyat saya."
Permintaan ini didasari oleh fakta pahit di lapangan: banyak rumah warga yang benar-benar lenyap ditelan banjir, sementara sebagian lainnya tidak bisa dihuni karena dipenuhi lumpur setinggi atap rumah. Kondisi ini memaksa warga untuk tetap berada di tenda-tenda pengungsian yang serba terbatas fasilitasnya.
Selama peninjauan, Menko Polhukam Djamari Chaniago tidak hanya mendengarkan laporan resmi, tetapi juga turun langsung ke tengah-tengah masyarakat untuk berdialog. Interaksi ini membuka ruang bagi para korban banjir untuk menyampaikan keluhan serta apresiasi mereka terhadap upaya pemerintah daerah yang telah dilakukan sejauh ini.
Seorang perwakilan pengungsi menyampaikan rasa terima kasih mereka atas respons cepat Bupati Ayahwa. "Pak Bupati sudah masuk ke desa kami hari ketiga pascabanjir," tutur pengungsi tersebut.
Ia menambahkan bahwa Bupati Ayahwa sendiri juga merupakan korban terdampak, namun tetap memprioritaskan warganya. "Beliau sendiri korban banjir, tapi kami berusaha kuat. Tolong Bapak [Menko] bantu pemulihan kerusakan di desa kami," pintanya penuh harap.
Menanggapi permintaan dan keluhan tersebut, Menko Polhukam Djamari Chaniago memberikan janji untuk segera menindaklanjuti dan meneruskan aspirasi tersebut langsung kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
"Terpenting sabar, bangsa ini bersedih, kita semua luka," kata Djamari, mencoba menguatkan hati para korban. Ia menekankan pentingnya ketabahan dalam menghadapi cobaan ini dan memastikan dukungan maksimal dari pemerintah pusat untuk pemulihan Aceh.
Menko juga mengapresiasi kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara di bawah kepemimpinan Ayahwa yang dinilai telah mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki. Meskipun demikian, beliau mengingatkan adanya keterbatasan manusia dalam menghadapi bencana alam yang maha dahsyat.
"Namun, manusia punya keterbatasan. Allah Maha Kuasa tanpa batas. Kita berusaha maksimal agar korban banjir bisa segera pulih," tutup Djamari, memberikan penekanan pada upaya kolektif dan doa dalam proses pemulihan jangka panjang ini. (rls/red)
