Aceh I Gebrak24.com - Diantara pemimpin pemimpian Aceh terdahulu semua mareka dinilai berhasil. Namun ada beberapa yang lebih berhasil diantaranyaProf A Hasymy, A Muzakkir Walad, Prof Dr A Madjid Ibrahim, Prof Dr Ibrahim Hasan, Prof Dr Syamsuddin Mahmud dan Hadi Thayeb. Keberhasilan yang dicapai karena mareka memiliki waktu yang panjang dalam menyusun program.
Keberhasilan yang dicapai misalnya mampu menutupi terhadap kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Misalnya dalam hal pelayanan publik seperti pendidikan dan kesehatan yang menuntut biaya mahal mampu ditekan bahkan terbebas dari segala biaya. Semua ini tidak terlepas dari peran seorang gubernur untuk berani menampilkan sesuatu yang baru melalui program yang inovatif.
Salah seorang pemerhati social dan politik Tgk Lukman S.Sos dalam mengamati Pilkada dan masalah korupsi di Aceh coba menguraikan pikirannya melalui Media ini, Sabtu (14/9 /2024).
Menurut Tgk Lukman, Siapapun dan bagaimanapun seorang gubernur Aceh pada masanya semua dicintai oleh rakyat, karena behaviour dan karakternya tidak jauh berbeda dari karakter sebagian besar orang Aceh sendiri. Cuma yang menyedihkan belakangan ini terhadap sebutan Aceh sebagai daerah terkorup nomor dua di Indonesia. Tentu gambarannya adalah sebagai atmosfir Aceh saat ini yang didominasi oleh polusi koruptor.
Karenanya pula jika hari ini kekayaan alam Aceh bila diplotkan dengan aspek historis sosio-economi masyarakat Aceh yang mencitrakan ketidakmapanan dan sudah berlangsung lama, maka kesimpulan yang umum dan paling logis untuk dilontarkan adalah ”itu adalah implikasi komulatif dari ketidakmampuan individu pemimpin di Aceh selama dekade terakhir ini dalam mengelola daerah.
Namun kesimpulan ini tidak semua benar, tapi sangat berdasar manakala kita mencermati otoritas signifikan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dalam menentukan arah perjalanan pembangunan daerah.
Dengan kata lain kualitas kolektif individual seorang pemimpin merupakan parameter mutlak terwujudnya kesejahteraan, keadilan dan bermertabat bagi semua rakyat Aceh.
Untuk kita ketahui lanjutnya, kompleksitas persoalan yang sedang melilit Aceh saat ini, mulai dari kemiskinan dan lapangan kerja. Kondisi ini hendaknya bisa menjadi bahan renungan bagi semua elemen rakyat Aceh untuk tidak gegabah menentukan sebuah sikap dalam memilih pemimpin.
Menyadari peran pemimpin yang menyandang amanah diperlukan sebuah keberanian dalam menumpas koruptor yang masih gentayangan di Aceh. Yang diperlukan untuk masalah ini adalah penegakan hukum yang tegas dan tidak pandang bulu.
Menurutnya, rakyat Aceh saat ini sedang menunggu sebuah perobahan dan terobosan yang dapat dirasakan dan bermanfaat kepada rakyat. Perlu diketahui, bila berhasil menjadikan Aceh bebas korupsi akan cukup banyak datangnya penghargaan dari berbagai belahan dunia yang mereka nilai sebagai sebuah inovasi keberhasilan dan berani. Selain itu inovasi dibidang lainnya seperti pertanian, kelautan dan nelayan harus juga segera dilakukan
Terhadap program pertanian bagaimana upaya menjadikan sektor pertanian ini sebagai pemain depan dalam pembangunan. Misalnya program dua hektar lahan, bisa tiga kali panen dalam setahun. Program Agropolitan dengan mengembangkan komoditas unggulan melalui manajemen kewirausahaan. Konsep Bina Bahari untuk kesejahteraan nelayan.
Lalu dalam hal pengelolaan keuangan daerah serta reformasi birokrasi juga harus dilakukan dengan konsep menajemen terbuka dan terarah. Program-program inovatif tersebut telah berhasil dilakukan oleh beberapa provinsi dan kabupaten/kota lain di Indonesia. Kenapa kita di Aceh tidak mau belajar dan contohi daerah daerah yang telah berhasil. Demikian Tgk Lukman
Penulis : Usman Cut Raja
No comments:
Tulis comments