-->
Breaking News:
Memuat berita populer...

no-style

Opini: Generasi Muda Aceh

Redaksi
Thursday, August 7, 2025, August 07, 2025 WIB Last Updated 2025-08-07T07:46:41Z

 


Aceh I Gebrak24.com - Generasi muda adalah penerus bangsa dan pemimpin dihari depan (the leader for tomorrow). Di tangan kaum mudalah nasib sebuah bangsa dipertaruhkan. Jika kaum mudanya memiliki semangat dan kemampuan untuk membangun bangsa, negara atau daerahnya, maka sesungguhnya semuanya itu akan kembali kepadanya.


Pertanyaannya terutama kepada generasi tua memimpin Aceh sekarang ini, betapa wajah Aceh yang akan diwariskan kepada generasi

penerus nantinya. Masalahnya, generasi pendahulu telah menghasilkan karya karya besar bagi kemajuan dan kemakmuran rakyat Aceh.


Adat bak Po Teumeuruehom, Hukom bak Syiah Kuala, Kanun bak Putro Phang dan Reusam bak Laksamana merupakan karya monumental yang luar biasa yang dihasilkan oleh para founding fathers negeri Aceh yang tidak lain adalah para pemuda pada saat itu. Karya karya endatu orang Aceh terdahulu bukan dihasilkan melalui warisan para penjajah.


Namun dihasilkan melalui ceceran keringat dan darah, semangat juang dan aktivitas, retorika dan diplomasi yang sangat cemerlang yang diakui dunia internasional. Karena peran pemuda dalam sejarah Aceh terutama ketika Sultan Iskandar Muda memimpin Aceh yang kemudian diikuti oleh pejuang pejuang lainnya, seperti Teuku Umar Djohan Panglawan, Teungku Chik Ditiro, Tjut Nyak Dhien, Tjut Meutia dan banyak lagi. Mareka semua berjuang tanpa pamrih demi Aceh. Melalui semangat juang yang tidak mengenal menyerah, mareka telah menggelorakan semangat agar Aceh menjadi bangsa yang tidak terpecah belah, terserak serak dalam arti wilayah, suku, ras bahkan

agama.


Dan pemuda merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader daerah, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan menuju kebaikan betapa tidak, peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekuasaan yang tidak peduli kepada rakyat.


Memaknai peristiwa sejarah sebagai sumber experience is the best teacher atau edukasi dan inspirasi, menjadikan terminologi “belajar

dari sejarah” bukahlah hal yang sepele, justru sebaliknya lewat sejarah itulah identitas seorang warga negara suku bangsa diperkokoh. Mengambil makna edukasi dan inspirasi dari peristiwa-peristiwa sejarah besar (great historical events) di atas tidak sebatas mengenang jasa para pemuda Aceh sebelumnya.


Lebih jauh para pemuda atau generasi muda saat ini haruslah mengambil makna mendalam dan menemukan inspirasi dan edukasi atas peristiwa bersejarah itu. Sejarah

akan terus berulang untuk masa dan pelaku sejarah yang berbeda. Pemuda atau generasi muda saat ini mempunyai potensi besar

mengulang sejarah yang lebih besar dan monumental. Perjuanganmenjadikan Aceh tidak dijajah oleh Belanda tempo doeloe bukanlah sekedar ikrar, tetapi harus jauh merayapi setiap nurani generasi muda

di Aceh saat ini untuk kemudian melahirkan gerakan yang nyata bagi perwujudan untuk mencapai tujuan Aceh makmur, sejahtera dan

bermertabat.


Masa konflik Aceh yang begitu panjang, berakhir dengan tsunami yang disusul dengan damai telah melahirkan banyak dampak. Namun tampaknya hingga kini belum mampu untuk mewujudkan Aceh Baru yang

diharapkan. Masa-masa awal Damai Aceh dengan situasi yang penuh dengan

ketidakpastian, tidak dihormatinya hukum dan keadilan. Harapan dan tuntutan masyarakat terutama kalangan pemuda dan mahasiswa dengan agenda menuju Aceh Baru hingga saat ini belum berjalan.


Perubahan yang tampak dirasakan hanya pada bidang demokrasi, yang dalam prakteknya malah cenderung kepada demokrasi keterlaluan dan berlebihan (too much democracy). Pada level keamanan dan ketentraman, malah cenderung tidak aman. Penyakit masyarakat akibat ketidakpastian

hukum terus meningkat seperti kriminalitas dan narkoba, kemudian harga diri orang Aceh dimata dunia semakin terpuruk dan kehilangan marwah serta identitas (jatidiri) sebagai ureueng Aceh (red: orang Aceh).


Kondisi yang terlihat di Aceh saat ini saling menyalahkan dan membuka aib sendiri. Kemudian kemiskinan dan pengangguran terus meningkat, investasi dan pertumbuhan ekonomi kian terpuruk.(Usman Cut Raja)

Komentar

Tampilkan

  • Opini: Generasi Muda Aceh
  • 0

Terkini

Iklan

Close x