Banda Aceh I Gebrak24.com – PT. Pembangunan Aceh (PEMA) melakukan pengapalan 4000 ton sulfur dengan menggunakan kapal tongkang dengan tujuan Sulawesi Selatan (Sulsel) di Pelabuhan Kuala Langsa, dimulai pada Jumat (18/10/2024).
Kegiatan tersebut ditinjau oleh Direktur Utama PT Pema Faisal Saifuddin, Direktur Umum dan Keuangan Lukman Age serta perwakilan pembeli.
Direktur Utama PT Pema Faisal Saifuddin juga menyebutkan jika proses pengapalan akan selesai dalam waktu empat hari.
“Kita menggunakan 2 shift, siang dan malam setiap harinya. Insya Allah akan selesai dalam waktu empat hari kedepan.”katanya.
Selama ini, lanjut dia, pihak mitra memperolah pasokan Sulfur dari Korea Selatan dan Arab Saudi. Jadi dengan adanya pengiriman Sulfur dari Aceh, melalui PT PEMA, dapat mempersingkat pengiriman ke Sulawesi Selatan.
Dalam tinjauan tersebut ia juga melakukan pemeriksaan ‘stockpile’ penyimpanan sulfur dan mengingatkan agar sentiasa menjaga standar komoditi.
“Selalu jaga standar yang telah ditetapkan dan selalu menjaga keamanan lingkungan dari pencemaran,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Juni 2022 PT PEMA telah melakukan pengiriman perdana sejumlah 6000 ton sulfur ke Riau melalui pelabuhan Kuala Langsa. Secara global, permintaan sulfur untuk bahan baku industri sangatlah tinggi. Diperkirakan pertumbuhan transaksi untuk Asia – Pasifik mencapai 4.3% per tahunnya
Aceh diketahui memiliki potensi hasil Sulfur dari eksplorasi migas yang diprediksi akan menghasilkan rata-rata 900 ton/bulan di masa yang akan datang
"Kebutuhan sulfur tersebut, digunakan untuk sejumlah industri seperti pabrik kertas, kosmetik, pupuk dan lainnya,"pungkasnya. ***
Kegiatan tersebut ditinjau oleh Direktur Utama PT Pema Faisal Saifuddin, Direktur Umum dan Keuangan Lukman Age serta perwakilan pembeli.
Direktur Utama PT Pema Faisal Saifuddin juga menyebutkan jika proses pengapalan akan selesai dalam waktu empat hari.
“Kita menggunakan 2 shift, siang dan malam setiap harinya. Insya Allah akan selesai dalam waktu empat hari kedepan.”katanya.
Selama ini, lanjut dia, pihak mitra memperolah pasokan Sulfur dari Korea Selatan dan Arab Saudi. Jadi dengan adanya pengiriman Sulfur dari Aceh, melalui PT PEMA, dapat mempersingkat pengiriman ke Sulawesi Selatan.
Dalam tinjauan tersebut ia juga melakukan pemeriksaan ‘stockpile’ penyimpanan sulfur dan mengingatkan agar sentiasa menjaga standar komoditi.
“Selalu jaga standar yang telah ditetapkan dan selalu menjaga keamanan lingkungan dari pencemaran,” tegasnya.
Sebelumnya, pada Juni 2022 PT PEMA telah melakukan pengiriman perdana sejumlah 6000 ton sulfur ke Riau melalui pelabuhan Kuala Langsa. Secara global, permintaan sulfur untuk bahan baku industri sangatlah tinggi. Diperkirakan pertumbuhan transaksi untuk Asia – Pasifik mencapai 4.3% per tahunnya
Aceh diketahui memiliki potensi hasil Sulfur dari eksplorasi migas yang diprediksi akan menghasilkan rata-rata 900 ton/bulan di masa yang akan datang
"Kebutuhan sulfur tersebut, digunakan untuk sejumlah industri seperti pabrik kertas, kosmetik, pupuk dan lainnya,"pungkasnya. ***
No comments:
Tulis comments