Medan I Gebrak24.com - Fida Marzuki tampaknya merupakan sosok yang cukup dikenal di kalangan pemilik kebun kelapa di Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, dan Kecamatan Muarabatu, Aceh Utara.
Mungkin beliau memiliki reputasi atau kontribusi yang signifikan dalam industri kelapa di daerah tersebut. Apakah Fida Marzuki memiliki usaha atau peran tertentu di bidang kelapa?
Kenapa ? Putra kelahiran Desa Alue Mangki, Gandapura tahun 1985 lalu ini salah seorang pelaku bisnis buah kelapa yang tak asing lagi bagi masyarakat di daerahnya.
Bahkan kini sepak terjang bisnis lelaki berpostur tubuh tinggi -tegap ini menjangkau Kota Madya Medan. Buah kelapa yang dibeli di daerahnya Aceh dipasarkan di sejumlah pedagang bahan kebutuhan pokok di Medan.
Bayangkan sekitar tiga atau empat hari sekali Fida mengirimkan 5-10 ton buah kelapa dengan truk ke sejumlah pelanggannya di Kota Medan. Kebutuhan kelapa di sana memang meningkat seiring jumlah penduduknya.
"Ya, sejak beberapa waktu lalu buah kelapa mulai saya kirim ke Medan dengan truk. Sebelumnya saya kumpulkan dulu di gudang. Setelah mencukupi satu truk baru kita bawa ke Medan," tutur Fida didampingi asistennya Ikhsan kepada awak media ini di Desa Alue Mangki, Sabtu 26/7/2025.
Fida mengaku tertarik membawa buah kelapa ke Kota Medan. Soalnya kebutuhan akan buah kelapa di sana terus meningkat. Apalagi Medan, kota perdagangan, industri dan jasa yang terus berkembang setiap waktu.
Jumlah penduduk Kota Medan pada 2025 diperkirakan 2,5 juta jiwa. Data ini berdasarkan proyeksi dan catatan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS).Itu sebabnya, Fida sebagai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terus berpacu mengembangkan sayap bisnisnya ke Medan.
"Tidak tertutup kemungkinan ke provinsi lainnya buah kelapa siap dikirim. Hanya saja tergantung permintaan maupun buah bersantan ini cukup tersedia," kata Fida sambil ikut membantu memuat buah kelapa ke truk.
Lelaki pembawaan ramah ini mengakui hampir setiap hari melayani langganannya untuk memetik buah kelapa secara bergiliran dari satu desa ke desa lainnya. Cukup catat nomor hand phone bisnisnya pasti diangkat Kecuali lagi sibuk atau tak terdengar nada dering. Tapi Fida sering pakai HP biasa di bisnis ini.
Dalam menjalankan usaha bisnis buah kelapa, Fida tentu tidak sendirian. Ia memiliki sekitar 20 tenaga kerja siap terjun ke lapangan.Ada yang bekerja sebagai pemetik, pengumpul dan pengupas buah kelapa. Kerja mereka lumayan cepat. Lalu, Fida menimbang buah kelapa di tempat disaksikan pemiliknya.
Fida membayar harga buah kelapa di tempat sesuai harga yang sudah disepakati dengan penjual. Misalnya harga per kilogram Rp2.800 atau Rp3000. Soalnya, harga buah kelapa bisa naik turun. Tergantung harga di pasaran.
"Namun, kami tak banyak ambil untung. Apalagi sekarang kondisi ekonomi lagi sulit. Paling penting sekarang bisnis apapun yang kita geluti berjalan "lancar". Meski laba sedikit. Untuk apa kita ambil untung gede tapi usaha kita jalan di tempat," ucap Fida.
Cucu dari Apa Ali Jabut (almarhum) ini mengakui mulai bergelut dengan bisnis buah kelapa sejak tahun 2005 atau pasca tsunami Aceh. Boleh dibilang, Fida mengikuti jejak pekerjaan ayahnya Marzuki yang pernah bekerja dulu pada seorang saudagar kelapa di Gandapura.
Setelah itu Marzuki juga pernah menjalankan bisnis kelapa secara kecil-kecilan.Tak heran kini bisnis buah kelapa dilakoni putranya Fida Marzuki.(tiar)