Aceh Utara I Gebrak24.com - Kabupaten Aceh Utara tidak terdaftar sebagai "kota inflasi" atau kota yang secara rutin diukur tingkat inflasinya, sehingga untuk memantau perubahan harga dan inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebagai indikator utamanya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Utara Armelia Amri, S.ST, M.Si dalam keterangannya kepada media ini, Senin (6/10/2025). Ia menjelaskan, bahwa IPH memantau dan mengukur perubahan harga dari 20 komoditas inti tiap Minggu. Dengan memantau harga-harga komoditas tersebut, diharapkan dapat menjaga stabilitas harga pangan. IPH menjadi salah satu indikator kesejahteraan masyarakat karena pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
“Komoditas yang mempengaruhi angka IPH Aceh Utara pada kondisi minggu pertama di Bulan Oktober 2025 tertinggi didominasi daging sapi sebesar 0.55 persen, daging ayam ras 0 41 persen dan cabe merah 0.38 persen,” sebutnya.
Ia menambahkan, bahwa pada minggu pertama Oktober 2025 tercatat di Kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) menjadi sebesar 0,76.
“Jika dibandingkan minggu ketiga bulan September 2025 sebesar 1,90, yang dipengaruhi oleh tiga komoditas utama penyumbang andil IPH yaitu daging sapi sebesar 1,56 persen, cabe merah sebesar 1,25 persen dan daging ayam ras sebesar 1,93 persen. Untuk data IPH kondisi minggu IV bulan September 2025 tidak dikeluarkan datanya dari pusat,”jelas Armelia Amri kepada media ini, Senin (6/10/2025)
“Secara umum, penurunan IPH Aceh Utara dari 1,9% menjadi 0,76% menunjukkan bahwa upaya pengendalian harga, terutama untuk komoditas pokok, telah efektif. Ini berarti harga di pasar bisa terpantau dan dikendalikan, sehingga tidak mengalami kenaikan yang signifikan,” ujarnya.
Hal ini, lanjutnya, tentunya berdampak positif bagi masyarakat Aceh Utara dalam menjaga daya beli dan stabilitas ekonomi. Namun kita harus tetap melakukan pemantauan di pasar dan memastikan ketersediaan barang yang memadai untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
Dengan kondisi ini, semua pihak mendukung dalam pemantauan harga pasar, memastikan stok di pasaran, apalagi bulan maulid, kemungkinan ada komoditas tertentu harus selalu dipantau harganya terutama daging sapi, tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menghindari lonjakan harga.
“Ini karena perayaan Maulid, sehingga perlu dipastikan ketersediaan daging sapi untuk menjaga stabilitas harga. Hal ini Dinas Peternakan setempat yang dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang stok daging sapi di pasar dan upaya yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga,” pungkasnya. ***