-->

Wednesday, November 20, 2024

Pribahasa Orang Tua Aceh Zaman Dulu

 

 


Gebrak24.com - Pribahasa Orang Tua Aceh yang sering diucapkan oleh orang tua zaman dulu di Aceh (ureung tuha awai), dimana pribahasa ini tidak hanya sekedar pribahasa namun mempunyai makna ataupun pesan moral yang dalam tersirat dalam setiap kalimat.

Orang Aceh zaman dulu sering menasihati anaknya dengan berbagai macam pribahasa. Meskipun kadang banyak tidak tau maksud penafsirannya. Salah satunya disebutkan Peunyakét bèk tamita, bahaya bèk talakèe (Penyakit jangan dicari, bahaya jangan diminta). Pribahasa ini mempunyai makna kiasannya, hidup yang kita jalani janganlah mencari kesusahan dan kesulitan dengan perilaku-perilaku yang tidak baik yang bisa merugikan diri sendiri.

Tentunya ini merupakan cara orang tua dulu dalam menasehati ataupun menciptakan pola asuh mendidik anak dengan ungkapan, walaupun hanya sebait kata yang disampaikan, namun mudah dipahami ataupun di interpretasikan.

Pribahasa Aceh lainnya yang masih sampai sekarang tetap diingatkan yakni : Jak ubee leuet tapak, duek ubee leuet punggoeng.( Berjalan sesuai langkah ukuran kaki, duduk sesuai dengan ukuran tempat). Pribahasa ini mempunyai makna kiasan dimana kita diajarkan untuk menyesuaikan dimanapun kita berada tanpa mengambil hak orang lain. Ratusan pribahasa lain yang diucapkan oleh orang tua dulu sekedar kembali membuka memori kita tentang warisan budaya ini.

Saat ini pribahasa Aceh sudah mulai luntur dalam kehidupan masyarakat Aceh, padahal makna yang ada di dalam setiap pribahasa bisa mengilhami setiap kehidupan yang kita jalani. Begitu juga dengan orang tua zaman sekarang sudah tidak lagi menyampaikan kepada generasi penerus. Padahal sebagaimana diketahui.

Pribahasa Aceh merupakan indentitas masyarakat Aceh dan bagian kearifan lokal yang sudah ada turun temurun sejak zaman kerajaan Aceh. Sungguh ini kenyataan yang sangat memprihatinkan dimana tradisi yang harus kita jaga dan kita lestarikan kepada generasi berikutnya sudah mulai dilupakan.

Semoga dan mudah mudahan semakin mencintai indentitas budaya sendiri yang dimiliki oleh masyarakat Aceh serta bisa menjadikan pribahasa Aceh ini sebagai pedoman hidup serta falsafah hidup yang harus diresapi dari setiap bait kalimat. 

(Penulis : Usman Cut Raja)


Show comments
Hide comments
No comments:
Tulis comments


 

Latest News

Back to Top